Selasa, 13 November 2012

Tahapan-tahapan Manajemen Humas Pendidikan

tahapan-tahapan manajemen humas pendidikan


Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang dengan rahmat serta nikmat-Nya makalah ini bisa terselesaikan dengan semestinya. Sholaqat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Dalam sebuah lembaga organisasi tentu memiliki sebuah manajemen yaitu Humas, sebagaiaman kita ketahui bahwa humas memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup sebuah lembaga. Demikian juga dengan lembaga pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, humas berfungsi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat, termasuk mempromosikan program-program sekolah kepada khalayak.
Oleh karena itu, dalam hal ini kami mencoba mengkaji tentang tahapan-tahapan humas dalam pendidikan dengan harapan mampu menambah wawasan dan bermanfaat bagi kalangan pendidikan



Penulis

Daftar Isi
Cover………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..1
Dafrtar Isi…………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..3
  1. A.    ANALISA……………………………………………………………………3
  2. B.     PERENCANAAN…………………………………………………………..4
  3. C.    PELAKSANAAN…………………………………………………………….6
  4. D.    EVALUASI……………………………………………………………………7
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP…………………………………………….8
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………9

 
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya dan dalam proses pelaksanaan humas sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial.

Dalam proses manajerial kita akan menjumpai teknik-teknik yang dipergunakan oleh seorang manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam melaksanakan manajemen (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

BAB II
PEMBAHASAN
  1. A.    ANALISA
Dalam manajemen terdapat istilah analisis SWOT. Yakni menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan.
            Analisa kekuatan
Dalam pelaksanaan manajemen humas, setiap praktisi harus memahami kelebihan yang ada dalam sekolah. Sehingga dalam proses pengenalan sekolah terhadap masyarakat, akan memiliki modal yang cukup untuk menarik perhatian masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang sedang dipromosikan.
            Analisa kelemahan.
Setiap lembaga pendidikan memiliki hal-hal yang masih kurang atau harus diperbaiki. Oleh sebab itu analisa kelemahan sangatnlah penting dalam mengembangkan proses kehumasan. Karena dengan analisa ini praktisi humas akan mengetauhi dan menetukan metode apa yang akan digunakan untuk menutupi kelemahan tersebut.
            Analisa peluang
Mrliputi dari sisi mana saja sebuah lembaga pendidikan mampu masuk dalam masyarakat. Melalui celah-celah atau hal-hal yang sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu.      
           Analisa tantangan
Setelah analisa-analisa di atas sudah dilaksanakan maka yang harus dilakukan adalah mencari permasalahn dalam metode yang akan digunakan. Karena dengan analisa ini praktisi mampu mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah atau tantangan yang ada.
  1. B.     PERENCANAAN
Model perencanaan humas enam langkah:
  1. Pengenalan situasi
  2. Penetapan tujuan
  3. Definisi khalayak
  4. Pemilihan media dan teknik-teknik humas
  5. Perencanaan anggaran
  6. Pengukuran hasil
PENGENALAN SITUASI
Perencanaan Logis
Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan suatu program humas, kita perlu mengetahui titik awalnya. Untuk memahami situasi, kita memerlukan informasi atau data intelijen. Perlu diadakan suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun eksternal yang dihadapi organisasi sebagai implikasi dari inti kegiatan humas yang senantiasa menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menuntut keterbukaan yang memerlukan komunikasi yang baik.
Proses transfer humas
Tujuan paling utama dari kegiatan humas adalah menciptakan pemahaman. Setiap praktisi humas berkewajiban menjadikan khalayak organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi secara keseluruhan. Mereka sama sekali tidak dibebani tugas untuk membuat khalayak tadi menyukai atau mencintai organisasinya. Kalau khalayak bisa memahami kondisi organisasi, meskipun mereka tidak menyukainya, tujuan humas sudah tercapai. Jadi di sini yang harus ditekankan adalah pengertian dan pemahaman.

Kompromi yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer humas dari sikap negatif menjadi sikap positif, maka setiap praktisi humas harus selalu realistis, dan jangan sampi terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan. Tidak ada jaminan bahwa ia akan berhasil sepenuhnya. Ada baiknya jika kita menetapkan target yang wajar.
Penyelidikan situasi
Guna memahami situasi yang ada, kita perlu mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan. Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi dan statistik (studi kepustakaan). Tetapi kalau kegiatan itu belum juga memunculkan hasil yang memuaskan, maka kita mau tidak mau harus mengadakan penelitian yang khusus dan mendalam.
Pengumpulan pendapat
Salah satu metode yang paling sering digunakan oleh praktisi humas adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study) dimana seorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban mereka dikelompokkan menurut kategori tertentu.
Pemecahan masalah
Setelah kita mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Humas seringkali juga merupakan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah. Antara kegiatan humas dan kegiatan pemecahan masalah memang terkait erat karena kita tidak akan mungkin mengatasi suatu persoalan jika kita tidak memahaminya terlebih dahulu.

DEFINISI TUJUAN
Definisi Tujuan
1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan masyarakat kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.

  1. C.    PELAKSANAAN

peran ideal yang harus dimiliki oleh manajemen humas dalam suatu lembaga
pendidikan antara lain sebagia berikut:
  1. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada pihak masyarakatnya. Tugas
    tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila manajemen humas yang
    bersangkutan lebih memahami atau meyakini informasi yang akan di
    sampaikannya itu.

  1. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar
    pelaksanaannya jangan sampai informasi tersebut membingungkan atau
    menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya sehingga
    informasi menjadi sulit untuk di terima oleh masyarakat.


  1. Pihak manajemen humas memiliki kemampuan untuk melihat kedepan
    atau memprediksi suatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
    akan data atau sumber informasi actual dan factual yang menyangkut
    kepentingan lembaga pendidikan maupun masyarakatnya.
  1. D.    EVALUASI
Evaluasi humas dengan keberhasilannya bukan sekedar menilai mekanisme kegiatan kerja humas (tahapan penelitian perencanaan, penyusunan program, komunikasi dan evaluasi). Tetapi evaluasi secara manajerial humas dalam rangka proses fungsi manajemen pengawasan hasil kegiatan melalui standar tertentu. Ada dua macam evaluasi hasil humas: kualitatif dengan cara observasi dan perbandingan perkem- bangannya serta kuantitatif menggunakan statistik, perkembangan pada interval tertentu dan perbandingan naik/turunnya. Di samping itu juga secara manajerial menilai terlebih dahulu kejelasan tujuan dan sasaran organisasi, sejauh mana hasilnya untuk dicapai yang pada gilirannya dijadikan standar evaluasi. Frank Jefkins mengemukakan lebih kurang sembilan tujuan humas yang tentunya berbeda bagi tiap-tiap organisasi.
Yang penting program evaluasi humas harus diukur dengan cara menjawab delapan pertanyaan, antara lain apakah program dirancang, jangka waktu dan siapakah sasaran publik. Metode pengukuran dan penelitian, dapat meliputi:
  • Evaluasi berdasarkan sumber,
  • pengumpulan pendapat dan sikap melalui wawancara sampel responden, segmen publik (riset pemasaan, pendapat umum),
  • penelitian/opini publik,
  • menurut perkembangan grafik persentase publik yang memahami.
  • Bentuk standar evaluasinya: cara statistik, umpan balik media, peningkatan pemahaman, dan riset sendiri.

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa humas dalam dunia pendidikan memiliki tahapan-tahapan yang meliputi analisis, merencanakan, melaksanakan dan evaluasi. Sehingga dengan adanya tahapan tersebut, lembaga pendidikan akan berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan.


PENUTUP
Demikian makalah yang dapat disampaikan. Semoga bermanfaat. Amiin
 
Daftar Pustaka

Ruslan.Rosady.1998. manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, jakarta:  raja grafindo persada
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar